PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk menargetkan pertumbuhan kredit perseroan pada sektor perumahan tahun 2023 akan melebihi berdasarkan sasaran pada tahun ini. Hingga semester I tahun ini, penyaluran kredit perumahan emiten berkode BBTN ini menaruh sumbangsih terbesar yaitu senilai Rp251,9 triliun berdasarkan total perolehan kredit BTN secara keseluruhan mencapai Rp286,1 triliun. Adapun, komposisi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi masih kurang lebih 62 % & sisanya 38 % merupakan KPR komersial atau non subsidi. Rumah murah di Yogyakarta.
Pada semester I tahun 2022, penyaluran KPR Subsidi mendominasi sebanyak Rp137,2 triliun atau tumbuh 8,68 % berdasarkan periode sebelumnya yaitu Rp126,2 triliun. Lalu sisanya, KPR non subsidi atau komersial yang senilai Rp114,7 triliun. Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo berkata sampai akhir tahun ini, perseroan menargetkan pertumbuhan kredit mampu mencapai 9 %. Di semester I tahun 2022, pertumbuhan kredit BTN mencapai 7 %. Menurutnya, jika syarat ekonomi membaik, pandemi Covid bisa dituntaskan & inflasi ditekan, maka diyakini penyaluran kredit pada tahun depan akan bertumbuh pada atas 9 %. Rumah dan Villa murah di Bali.
“2023 kalau ekonomi membaik, Covid tuntas, inflasi ditekan, pertumbuhan kredit akan lebih tinggi berdasarkan ketika ini kurang lebih 9 % akhir tahun kalau syarat lebih baik lagi pada atas 9 %,” ungkapnya pada konferensi pers, Kamis (15/9/2022). Memang tidak dipungkiri ketika ini juga banyak tantangan yang dihadapi misalnya peningkatan inflasi, kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) & normalisasi kebijakan giro harus minimum (GWM). Meskipun Bank Indonesia sudah mengumumkan kenaikan suku bunga acuan sebanyak 25 basis poin sebagai 3,75 %, tetapi BTN tidak serta merta mempertinggi suku bunga pinjamannya. Rumah dan Villa murah di Malang.
Pasalnya, jika melihat likuiditas & persaingan pasar ketika ini, suku bunga pinjaman ini masih mampu ditransmisikan tanpa wajib mempertinggi besarannya. Tetapi tidak menutup kemungkinan kenaikan suku bunga acuan akan ditransmisikan bank ke bunga dana & selanjutnya ditransmisikan suku bunga kredit termasuk KPR. Secara generik bunga kredit akan naik ke depan. Hingga ketika ini, BTN belum mempertinggi bunga KPR. Bahkan, perseroan masih menaruh beberapa keringanan menggunakan program promo. “Dalam beberapa bulan ke depan, perseroan akan melakukan penilaian terkait suku bunga kredit menggunakan memperhatikan syarat syarat likuiditas & persaingan pada pasar,” katanya. Menurutnya, naik tidaknya suku bunga memang mampu mensugesti permintaan KPR.
Tetapi, pengaruhnya tidak besar selama daya beli warga terdapat & tidak terganggu. Haru meyakini permintaan tempat tinggal akan terus terdapat meski ketika ini syarat ekonomi & daya beli tengah stress dampak kenaikan harga BBM & inflasi yang tinggi. Keyakinan akan tingginya minat pembelian tempat tinggal ini jua dikarenakan dari nomor Susenas BPS masih terjadi backlog mencapai 12,75 juta unit tempat tinggal. “Tidak seluruh kebutuhan tempat tinggal sebagai permintaan. Meskipun backlog tinggi, waktu ditanya mau beli tempat tinggal apa tidak, ini belum naik stage berdasarkan kebutuhan sebagai permintaan. Memang perlu dinaikkan upaya supaya permintaan tempat tinggal ini besar, menggunakan menaruh sejumlah insentif misalnya penambahan kuota FLPP & dimudahkan proses pembelian tempat tinggal. Kalau ditinjau ketika ini memang minat KPR subsidi naik 12 %”.
Wakil Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu menambahkan realisasi penyaluran kredit subsidi menggunakan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sampai Agustus tahun ini sudah mencapai 91.790 unit tempat tinggal termasuk syariah. Dia meyakini sampai akhir tahun ini penyaluran kredit subsidi BTN semakin tinggi 2 kali lipat sebagai kurang lebih 160.000 unit sampai 170.000 unit. Hal ini dikarenakan akad kredit yang dilakukan dalam semester ke 2 ini akan lebih banyak berdasarkan semester I kemarin. “Kami masih expect sampai akhir tahun ini mampu capai 160.000 unit sampai 170.000 unit sampai akhir tahun baik melalui skema FLPP, BP2BT, juga KPR Tapera. Itu masuk pada kredit program,” ucapnya.
Tahun depan, pihaknya mengapresiasi planning tambahan kuota FLPP sebesar 20.000 unit sebagai 220.000 unit. Pihaknya optimistis penyerapan FLPP pada tahun depan akan semakin tinggi seiring masih banyaknya nomor backlog hunian. Terlebih, kapasitas BTN rerata bisa menyalurkan kredit KPR subsidi kurang lebih 180.000 unit sampai 200.000 unit per tahun. “Kami jua niscaya dorong penyaluran FLPP tahun depan akan naik. Pelebaran pembiayaan konstruksinya telah kami lakukan mulai tahun ini sebagai akibatnya tahun depan absorsi penambahan 20.000 unit itu bisa diserap menggunakan baik. Kami melihat, tahun depan terdapat lagi KPR Tapera juga dinaikkan enggak hanya FLPP,” terangnya.
Sumber : bisnis.com