Mencapai sasaran net-zero emission (NZE) atau emisi nol bersih pada sektor properti bukan hal yang mudah. Terlebih bagi negara berkembang, misalnya Indonesia. Mengutip rilis Colliers yang diterima Kompas.com, hal paling sederhana buat mencapai sasaran emisi nol bersih pada sektor properti merupakan lewat penggunaan tenaga terbarukan, sebut saja solar panel. Rumah murah Yogyakarta.
Sayangnya, apabila properti pada negara berkembang lebih bergantung dalam tenaga terbarukan, merupakan mereka wajib memakai teknologi yang lebih mahal. Belum lagi kebanyakan teknologi pendukung penggunaan tenaga terbarukan diproduksi pada negara-negara maju. Melihat biaya teknologi disertai nilai mata uang yang terus menurun, maka negara berkembang akan semakin kesulitan buat mengurangi emisi karbon menurut sektor properti & konstruksi. Apalagi, tanpa adanya manfaat konkret & langsung, biaya pendanaan tenaga terbarukan akan merusak pemilik properti buat memperbaiki aset mereka. Rumah murah Malang.
Oleh lantaran itu, diperlukan terdapat kebijakan menurut pemerintah buat memberi bonus pada pemilik properti. Misalnya, lewat kebijakan menurunkan pajak properti atau anugerah biar pengembangan menggunakan kepadatan lebih tinggi atas kondisi bangunan didesain sesuai kriteria bangunan hijau. Adapun hal ini diperlukan sanggup membantu planning jangka pendek Indonesia yang ingin menaikkan pasokan tenaga baru & terbarukan sebagai 23 % menurut bauran tenaga utama dalam tahun 2025. Juga asa Indonesia buat setidaknya menaikkan pasokan tenaga baru & terbarukan sebesar 31 % dalam tahun 2050. Rumah dan Villa murah di Bali.
Sementara itu, Global Status Report for Buildings and Construction 2019 mengungkapkan masih ada 3 hal yang sanggup dilakukan pemilik properti supaya sanggup mencapai emisi nol bersih. Pertama merupakan renewables atau tenaga terbarukan. Langkah ini adalah solusi jangka pendek yang membutuhkan capital expenditure atau belanja kapital lebih rendah menurut langkah pengurangan emisi lain. Sebagai contoh, pemilik properti mencapai hal ini menggunakan mengalihkan penggunaan tenaga ke tenaga terbarukan, misalnya penggunaan solar panel atap.
Kedua merupakan retrofitting yang melibatkan pemasangan sistem Heating Ventilation and Air Conditioner (HVAC) yang terhubung ke tenaga terbarukan misalnya solar panel & turbin angin. Langkah retrofitting pula sanggup diwujudkan lewat penyediaan parkir sepeda buat rakyat yang ingin perjalanan memakai sepeda. Ketiga merupakan responsible ownership atau kepemilikan yang bertanggung jawab. Investor atau pengelola properti wajib berusaha buat menaikkan kinerja lingkungan bangunan mereka. Hal ini juga termasuk tindakan mendorong penyewa atau penghuni buat mempertimbangkan pola konsumsi tenaga.
Sumber : kompas.com