Harga bahan bangunan terus mengalami kenaikan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) gerombolan bangunan/konstruksi dalam Juli 2022 naik sebanyak 0,64% dibanding bulan sebelumnya (month to month/mtm). Rumah murah di Jogja.

Kepala BPS Margo Yuwono berkata taraf inflasi harga bahan bangunan secara tahun kalender naik sebagai 3,68 % secara tahunan (year on year/yoy) naik sebagai 5,88%. “Pada Juli 2022 inflasi IHPB gerombolan bangunan atau konstruksi naik sebanyak 0,64% secara month to month dibanding Juni 2022. Kalau dihitung tahun ke tahun, taraf inflasi buat IHPB gerombolan  bangunan konstruksi sebagai 5,88%,” istilah Margo pada konferensi pers yang ditinjau virtual, Senin (1/8/2022).

Komoditas yang mengalami kenaikan harga tertinggi merupakan solar yang menaruh andil terhadap inflasi 0,23%, aspal 0,17%, dan semen & pasir menggunakan masing-masing 0,17 % 0,06%. Margo pun menyebutkan penyebabnya. Rumah dan Villa murah di Malang.

“Penyebab kenaikan harga solar & aspal lantaran peningkatan harga minyak mentah dunia. Kalau naiknya harga semen lantaran kenaikan biaya produksi berupa bahan bakar batu bara. Kalau pasir, diperhatikan penyebabnya lantaran kenaikan harga bahan bakar indera atau solar yang dipakai pada proses produksi dan kenaikan biaya pengangkutan,” jelasnya. Rumah dan Villa murah di Bali.

Lebih lanjut disebutkan bahwa kenaikan tertinggi terjadi dalam jenis bangunan pekerjaan generik buat jalan, jembatan & pelabuhan yaitu naik 1,06% dibanding bulan sebelumnya. Disusul menggunakan bangunan & instalasi listrik, gas, air minum, & komunikasi yang naik 0,52%. Lalu bangunan pekerjaan generik buat pertanian naik 0,41%, bangunan tempat tinggal & bukan tempat tinggal naik 0,34%, dan bangunan lainnya naik 0,42%.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya pernah berkata bahwa warga Indonesia akan semakin sulit membeli tempat tinggal lantaran harganya terus naik setiap tahun. Kenaikan harga tempat tinggal yang semakin liar mampu menciptakan generasi belia semakin sulit punya tempat tinggal sendiri. “Untuk yang berumah tangga adalah membutuhkan tempat tinggal, akan tetapi mereka tidak punya purchasing power, harga tempat tinggal tinggi, sebagai akibatnya mereka lezat tinggal pada tempat tinggal mertua atau menyewa,” istilah Sri Mulyani pada webinar.

Sumber : finance.detik.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

top